SETANGKAI MAWAR MERAH

Posted on 11.55, under

mawar.jpg

Tanyalah apa yang menderamu,

saat setangkai mawar merona

dihadiahkan hanya untukmu,

dicium dengan lekat,.

dimasukkan dalam lemari kaca hatimu

lihatlah pula

rona wajahmu,.

merona laksana mawar mekar

–^_^–

Cukup Sobat,

aku bukanlah manusia pecinta

yang lihai merangkai helai demi helai kata

tetapi..

bukan untuk itu sobat.

setangkai mawar kuhaturkan

1. Mawar merah : indah, harum, merah merona, simbol ungkapan cinta manusia

ingatlah, begitu banyak jenis mawar yang lain, tidak hanya berwarna merah, ada biru, putih. mengapa hanya yang berwarna merah yang mampu melambangkan sejuta rasa? apakah hanya simbol merah yang dikaitkan dengan kekuatan, petualangan, kehangatan, gairah, dan rasa optimis. ancaman,bahaya,

lihatlah dan saksikanlah, petualangan para pecinta (entah untuk apa dan siapa cinta tersebut), memenuhi gelora hatinya, mengisi relung-relung hatinya yang telah kosong karena telah dicuri oleh cinta, berusaha menimbun nafas-nafas cinta dalam alveolus. lihatlah petualangan yang penuh optimis, penuh semangat, dilandasi keyakinan akan kekuatan dirinya sendiri.

dan. jangan dikesampingkan sobat, jika petualangan dan gairah cintamu hanya untuk dunia fana yang indah menipu, niscaya akan binasa dan takkan pernah beruntung selamanya, ada bahaya, dan ancaman. siksaan yang tak pernah kunjung padam untuk selamanya.

2. mawar, harumnya ketika mekar.

sobat, harumnya mawar kan kau temui saat ia benar-benar telah memamerkan kelopak-kelopaknya, takkan pernah kau rasakan harumnya mawar saat kuncup.

saat sang mawar memamerkan kelopaknya, laksana permata merah, penuh daya pikat, berjuta hasta ingin memetiknya.

tetapi lihatlah ada duri disana yang senantiasa melindungi. takkan sembarang tangan mampu memetik dengan sempurna, hanya mereka yang lihai dan beruntung yang mampu memelihara merahnya mawar.

“bukankah sang mawar senantiasa melindung diri dengan duri, yang takkan setiap tangan leluasa memetiknya?, dan takkan rela dipetik sebelum mekar merona, takkan banyak berfaedah ketika masih dalam kungkungan kuncup. takkan rela dipetik sebelum cukup “bekal” untuk menjadi yang berfaedah”.

3. lihatlah……

begitu banyak manusia terpana hanya dengan melihat sepintas warna merah merona yang kau sandang, langsung jatuh hati ingin memetiknya saat pertama melihat mawar yang bermekaran.

lihatlah pula sobat, jika mawar telah dipetik dari tangkainya, takkan lama bertahan kelopaknya, hanya dalam hitungan hari akan berguguran helai demi helai. mengapakah kebanyakan menusia memetik mawar hanya terpana warnanya yang merah merona, mengisyaratkan cinta, tanpa melihat lebih seksama, makna dan hakekatnya?, dan mengapa begitu berhasrat memetik sang mawar hanya dengan sekali hirup aroma mawar…..bukankan pula aroma kan usang dan hilang seiring pudarnya warna dan rontoknya kelopaknya.

lihatlah dengan seksama akan hakekat dan makna yang terkandung, niscaya akan mampu bertahan selamanya,……

4. lihatlan pula,..

ketika sang mawar dipetik ternyata bukan sebagai ungkapan cinta manusia, tetapi untuk menemani sang petualang yang telah selesai berpetualang mengarungi rimba dunia belantara. telah kembali berpulang mengiringi bekal abadi, sebagai peneman gundukan tanah merah, pembaringan terakhir sebelum bangun untuk selamanya mempertanggung jawabkan segala petualangannya,

MAWAR : MANIS TETAPI BERDURI

lihatlah sekelilingmu wahai kawan, niscaya kan kau temui gelagat manusia yang beraneka warna tindak tanduknya, tak sedikit mereka menawarkan bantuan dengan sangat manis, hakekatnya banyak duri yang siap menghujam dalam sanubari.

a. jangan terlena sobat,

banyak pujian yang kan melenakan perjalanan panjangmu, petualanganmu. Pujian yang terkesan manis dan amat manis, membuat manusia seakan terbang tingi di angkasa laksana sang rajawali, siap menerkan mangsa dengan kekuatannya, hanyalah sebuah fatamorgana yangmampu menggelincirkan manusia. manis tetapi sangat berduri. bahkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam pernah memerintahkan agar melempar dengan pasir manusia yang sedang memujimu. amat hati-hati dengan pujian sobat.

b. banyak aliran dan faham yang menyesatkan yang terkesan manis, tetapi sangat berduri, salah satunya dalah JIL (Jaringan Iblis Laknatullah). manis, dengan mengandalkan logika berfikir, menafsirkan Ayat AlQur’an dengan Ro’yunya semata, semau gue. manis dan nikmat. telah merubah fungsi akal sebagai jala memahami ayat-ayat yang Qoth’i menjadi Ilah yang diagungkan. manis, dan manis, banyak berhamburan harta dan kekayaan yang berasal dari musuh-musuh Dienullah. tetapi sakit sobat, amat sakit. tak lagi menganggap Muhammad sebagai Rasulullah, karena setiap manusia yang mempunyai otak bisa dan boleh manafsirkan ayat, menafikan para sahabat yang telah Allah janjikan surga….

c. begitu pula banyak di antara kaum muslimin yang begitu manisnya, mengajak manusia untuk ikut berpartisipasi dan bergabung dalam “HIZB” nya, kelompoknya atau partainya, bukan mengajak kembali pada dien yang benar yang di fahami para salafush sholih.
memang, di lapangan banyak yang menggunakan bahasa dan slogan “kita akan kembali pada pemahaman yang benar, sesuai pemahaman para Shahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in”.
Tetapi lihatlah sobat, ketika mereka kecewa dan sangat gusar lantaran manusia yang menjadi “target”nya mengaji pada “tempat” lain. berusaha menimba ilmu dari tempat lain, atau bahkan menghalangi dan melarang “berguru” di tempat lain tersebut. na’udzubillah. manis sobat, begitu manis, dengan iming-iming akan memperjuangkan dienullah, berusaha merekrut masa sebanyak-banyaknya, tetapi (mungkin) ada setitik niat tersembunyi, agar bisa melanggengkan posisinya di “kursi” empuk yang ber AC. sangat berduri sobat, sangat berduri. banyak fitnah yang mendera. apakah ada dalam sejarah, memperjuangkan dienullah dengan orientasi masa?, bukankah perjuangan senantiasa berorientasi Ridlo Allah. terserah sedikit atau banyak yang ikut, toh menang atau kalah akan menjadi manusia sukses dalam perjuangan…

Nopember 14, 2007

Diarsipkan di bawah: Renunganku, lebih serius — masibnu @ 7:50 am


edit post

0 Reply to "SETANGKAI MAWAR MERAH"

  • Posting Komentar